A. SEKILAS TENTANG “MBAH MEYEK”
Sebuah daerah perkampungan di wilayah kota Solo terdapat kampung yang cukup luas, nama Bibis. Kampung ini adalah salah satu kampung yang cukup luas karena kampung Bibis ini terbagi menjadi beberapa bagian. Antara lain : Bibis Wetan, Bibis Kulon, Bibis Baru, Bibis Luhur. Konon pada jaman dahulu pada masa pemerintahan Raja Pakubuwobo ke IV, ada seorang Punggawa Keraton yang di sebut Meyek. Pada jaman Kerajaan dahulu setiap orang yang akan bertemu sang Raja tidak serta merta langsung dapat menemui sang Raja, dan harus melewati sang Punggawa tersebut. Di setiap wilayah di Solo memiliki utusan masing-masing, seandainya ada orang yang menemui sang Raja tidak melalui persetujuan utusan tersebut maka sang utusan tersebut dikenakan sanksi oleh sang Raja. Dalam hal ini mBah Meyek adalah salah satu dari utusan sang raja di wilayah Bibis pada masa itu. Pada masa itu sang utusan memang tidak memiliki rumah dan seringkali tidur di sembarang tempat di wilayahnya, terkadang di bawah pohon atau di manapun dia berada. Kedudukan mBah Meyek di wilayah Bibis cukup disegani dan sangat dihormati karena dia adalah penyambung aspirasi rakyat kepada sang Raja. Suatu saat ketika mBah Meyek menjalankan kewajiban sebagai seorang prajurit dia menghilang lenyap, tidak ada yang tahu dia kemana. Konon, pada masa itu orang yang memiliki ilmu kanuragan seperti mBah Meyek tersebut bisa menghilang bahkan ketika matipun arwahnya masih bisa berada di dunia. Alhasil, dari sejak itu masyarakat Bibis mempercayai bahwa mBah Meyek tetap menjaga dan menunggui daerah Bibis tersebut.
B. WAYANGAN SETIAP MALAM SATU SYURO
Banyak yang berpendapat kegiatan wayangan pada setiap malam 1(satu) Syuro atau satu Muharam tersebut adalah sebagai wujud slametan bagi mBah Meyek supaya wilayah Bibis tetap aman, damai, dan sejahtera. Benarkah demikian?
Setiap malam satu Syuro di wilayah Bibis memang rutin diadakan pertunjukkan wayang kulit demi menghargai mBah Meyek, bahkan ada yang berpendapat bahwa tujuan diadakan pertunjukkan wayang kulit untuk memohon kepada mBah Meyek supaya Bibis aman, damai, dan sejahtera, banyak hal yang diharapkan dari masyarakat supaya hidup mereka menjadi selamat.
Hasil penelusuran penulis tentang fenomena tersebut sangat menarik, ketika penulis menanyakan hal tersebut kepada beberapa orang yang dianggap sesepuh di kampung Bibis tersebut. Menurut kun, kegiatan pertunjukkan wayang kulit tersebut hanya sebagai peringatan menyambut tahun baru islam yaitu malam satu syuro atau muharam supaya warga di sekitar kampung tersebut tirakat untuk menyambut tahun baru islam, bukan suatu usaha untuk meminta berkah keselamatan kepada mBah Meyek (wawancara, Kun, 19 Mei 2010). Kun juga menambahkan bahwa mBah Meyek tersebut juga menyukai pertunjukkan wayang kulit, mungkin bagi sebagian masyarakat kegiatan ini merupakan suatu penghormatan kepada arwah mBah Meyek yang dipercaya masih berada di wilayah Bibis.
Menurut pandangan salah satu pengamat supranatural yang mengenal mBah Meyek, memang pendapat Kun dibenarkan olehnya. Masyarakat dipandang terlalu melebih-lebihkan kegiatan tersebut menjadi suatu kegiatan ritual religi kepada mBah Meyek. Menurutnya mBah Meyek sesungguhnya tidak mengharapkan apa-apa dari masyarakat, hanya saja mBah Meyek berharap kesenian wayang kulit dapat terus ada dan tidak punah (menurutnya ketika berdialog dengan mBah Meyek).
Hal yang sulit dipercaya ketika masyarakat mempercayai mitos yang mempengaruhi kehidupan mereka. Sampai saat ini pro dan kontra perihal isu keberadaan mBah Meyek masih menjadi misteri yang fenomenal. Sebagai masyarakat berilmu yang berpikir secara logis hal ini sangat rumit untuk dapat dipikirkan secara logika, tetapi inilah mitos.
Dalam cerita ini terdapat fenomena yang mengandung beberapa nilai. Yaitu : nilai pelestarian budaya, pendidikan, serta religi. Tetapi dalam tulisan ini penulis hanya akan menyampaikan tentang nilai religi saja.
C. ANGGAPAN TENTANG MBAH MEYEK
Sesuai cirinya, mitos selalu disertai dengan kepercayaan yang ada di dalamnya. Mitos tentang mBah Meyek ini juga memiliki sisi religi yang terkandung dalam cerita tersebut. Kegiatan wayang kulit pada malam 1(satu) Syuro tersebut dianggap sebagai malam permohonan berkah kepada mBah Meyek karena dianggal beliau dapat mendatangkan berkah.
Hal seperti ini jelas dikatakan sebagai kegiatan yang menurut islam adalah musrik. Musyrik adalah orang yang melakukan dosa syirik (berasal dari kata syarikah : persekutuan) yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah. Syirik adalah akhlak yang melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan mengabdi , tunduk , taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah selain dari ajaran Allah. Bahkan dalam islam sendiri terdapat hadizt yang melarang hal tersebut :
Ar-Rum/Roma 31-32:
“janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah-belah dan mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”
Hal ini memang wajar terjadi pada masyarakat Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Indonesia dimasa pra-agama besar masuk ke Indonesia, kepercayaan-kepercayaan kecil yang dapat disebut agama-agama suku sudah telah ada di setiap wilayah di Indonesia. Walaupun setiap suku memiliki kepercayaan yang berbeda-beda tetapi sesungguhnya tetap ada hal yang menyamakannya.
Kepercayaan pra-agama di Indonesia yang paling dikenal adalah Animisme dan Dinamisme. Dua kepercayaan ini dapat disebut sebagai penyebutan semua kepercayaan di Indonesia.
Animisme disebut oleh Dr. EB. Tylor sebagai agama tertua di Indonesia . Dimana Animisme itu berasal dari kata anima yang berarti nyawa / arwah. Masyarakat Jawa pada khususnya menganggap bahwa orang yang mati sesungguhnya hanya suatu kejadian dimana nyawa seseorang keluar dari raga tetapi senantiasa berada di dunia dan selalu menjaga manusia lainnya yang masih sugeng . Kenyataan yang dapat dilihat pada kehidupan masyarakat Jawa saat ini masih percaya bahwa ketika seseorang meninggal sebelum 40 (empat puluh) hari masih berada di sekitar rumah, maka selama itu juga keluarga wajib untuk memberi pancenan berupa makanan-makanan kesukaan orang yang meninggal tersebut.
Ada suatu kepercayaan pula bahwa orang yang tidur tidak boleh dibangunkan, karena pada saat tidur sesungguhnya ada semacam roh yang keluar dari raga, yang mengembara dan mengalami sesuatu hal. Satu hal lagi jika seseorang itu bermimpi maka seseorang tersebut mengalami suatu peristiwa di tempat lain.
Hal-hal semacam itu masih banyak dipercaya oleh masyarakat Jawa. Sama halnya ketika pembahasan tentang isu mBah Meyek yang konon adalah Danyang di wilayah Bibis. Kepercayaan bahwa seseorang yang meninggal masih tetap ada di dunia walaupun tidak nampak dimata.
D. KESIMPULAN
Dalam tulisan ini sudah sedikit menerangkan bagaimanakah kehidupan masyarakat Bibis pada khususnya, erat kaitannya dengan mitos mBah Meyek. Banyak pendapat yang akan menjadi kontroversial ketika seorang penganut kejawen yang mempercayai Danyang dapat memberi berkah kepada masyarakat asal masyarakat tersebut mau merawat dan senantiasa menjaga. Lain halnya yang kontra dengan itu, ketika seorang beragama yang memandang tidak layak untuk dilakukan, pandangannya akan jauh berbeda. Danyang dalam kehidupan masyarakat modern memang terdengar fiktif dan kuno, walaupun demikian orang-orang modern yang dapat berpikir secara logika juga banyak mempercayai hal yang bersifat takhayul tersebut. Dengan tulisan ini penulis berharap masyarakat dapat menentukan sikap dan memiliki pola pikir yang senantiasa menjaga tradisi dan juga bersikap rasional dalam bertindak. Apa yang menjadi tradisi tidak sepantasnya diabaikan tetapi juga bukan hal utama untuk menentukan kehidupan.
etno2008
Rabu, 07 Juli 2010
Minggu, 27 Juni 2010
Malin Kundang Abad 21
A. DAMPAK ERA GLOBALISASI
Pada suatu ketika, di suatu sekolah negeri di kota Solo diadakan sebuah talkshow oleh mahasiswa ISI Surakarta. Talkshow tersebut berisi tentang kecintaan kepada budaya bangsa. Ketika ditanya seberapa cinta mereka kepada budaya bangsa dan apa yang dilakukan untuk membuktikannya, salah satu peserta dengan bangga menjawab : “Dengan memakai baju batik pak”. Berapa sering kamu memakai batik? Ternyata hanya disaat sekolah saja, itupun hanya 2 hari.
Sebuah kenyataan yang ironi ini bukanlah satu-satunya bukti lemahnya pengenalan budaya bangsa. Satu pertanyaan dari pembicara talkshow, “kalian tahu gamelan?” mereka menjawab “tahu.......!!!” begitu lantang. Setelah ditanyakan kembali seberapa mereka tahu tentang gamelan, tidak ada satupun siswa yang dapat menerangkan. Bahkan memainkan satu instrumen atau tahu salah satu gendhing Jawa-pun tidak. Ironinya ketika salah satu siswa diminta menunjukkan kemampuan bermusiknya dengan bangga dan sangat baik sekali dapat memainkan instrumen gitar yang notabene adalah alat musik barat.
Bukan masalah instrumen apa yang dimainkan atau sekedar berapa kali dalam seminggu mengenakan baju batik. Tetapi begitu menyedihkan ketika bangsa ini tidak mengenal budayanya sendiri. Dampak ini jugalah sebenarnya pemicu perubahan perilaku manusia dan anak muda pada khususnya.
B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGUBAH PERILAKU MANUSIA
Inilah yang akan memperjelas perubahan sikap manusia sehingga menjadi Malin Kundang di era abad 21 ini.
Hal yang akan mengawali pembahasan bab ini, perlu dilihat kejadian-kejadian dewasa ini yang merubah sikap anak muda. Hal tentang perkembangan teknologi dan keinstanan manusia abad ini. Jaman dahulu, komunikasi masih sangat terbatas dan media yang digunakanpun sederhana. Mengingat beberapa puluh tahun yang lalu komunikasi antar manusia dilakukan dengan bantuan tenaga manusia, menggunakan jasa kurir untuk menyampaikan pesan. Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini begitu pesat, komunikasi semakin cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa berkomunikasi. Kecanggihan teknologi yang meliputi TV, media massa, telepon, dan perkembangan yang semakin canggih terkini adalah Handphone dan Internet menjadikan manusia begitu mudah melakukan berbagai hal. Anak muda adalah oknum yang potensial untuk menginginkan hal tersebut. Perkembangan teknologi memicu manusia untuk bersikap lebih instan dan cenderung memikirkan diri sendiri.
Disadari atau tidak era globalisasi telah mengijinkan budaya-budaya barat masuk ke Indonesia tanpa sensor. Dibalik ketatnya lembaga sensor Indonesia melakukan upaya pemotongan adegan dalam film ternyata tidak seutuhnya dapat mengendalikan budaya barat yang masuk ke Indonesia.
Di tahun 1994 Dieter Mack mengutip artikel dari harian KOMPAS yang ditulis oleh Danny Irawan.
“......Ketika dalam iklan pertama muncul adegan ciuman-yang sesungguhnya hanya berupa ciuman kasih sayang yang tidak mengandung unsur birahi-kontan pihak bioskop melakukan swasensor, dengan menutupi proyektor selama adegan itu berlangsung. Namun lucunya, ketika diputar keempat iklan film berikutnya, yang penuh dengan adegan kekerasan-tembakan, tamparan pipi, jerit dan teriakan, darah, gebuk-gebukan – aksi swasensor seakan-akan dilupakan. Alhasil beberapa anak dalam bioskop menjerit ketakutan.
Apakah benar bangsa kita lebih permisif terhadap kekerasan dibandingkan seks, barangkali bisa menjadi topik riset yang menarik” (Danny Irawan Yatim, KOMPAS, 11 November 1993)
Dalam hal ini bukan soal permisif atau tidak permisif tentang penyensoran adegan seks dan tidak disensornya adegan kekerasan, tetapi dapat dilihat bahwa film-film yang masuk di Indonesia sesungguhnya adalah salah satu faktor masuknya budaya barat yang mempengaruhi perilaku anak muda saat ini.
Adegan kekerasan dan segala macam sikap egoisme yang sering dilihat oleh anak muda memicu mereka untuk melakukan hal yang sama dengan yang terjadi pada adegan film tersebut.
Banyak kejadian yang real yang terjadi akhir-akhir ini yang sumbernya seringkali dari apa yang dia lihat sebelumnya. Tidak heran bila banyak sekali Malin Kundang yang melebihi Malin Kundang pada masa dahulu.
Kekerasan dalam adegan film sesungguhnya adalah penggambaran dari apa yang terjadi di bangsa barat.
Pada suatu ketika, di suatu sekolah negeri di kota Solo diadakan sebuah talkshow oleh mahasiswa ISI Surakarta. Talkshow tersebut berisi tentang kecintaan kepada budaya bangsa. Ketika ditanya seberapa cinta mereka kepada budaya bangsa dan apa yang dilakukan untuk membuktikannya, salah satu peserta dengan bangga menjawab : “Dengan memakai baju batik pak”. Berapa sering kamu memakai batik? Ternyata hanya disaat sekolah saja, itupun hanya 2 hari.
Sebuah kenyataan yang ironi ini bukanlah satu-satunya bukti lemahnya pengenalan budaya bangsa. Satu pertanyaan dari pembicara talkshow, “kalian tahu gamelan?” mereka menjawab “tahu.......!!!” begitu lantang. Setelah ditanyakan kembali seberapa mereka tahu tentang gamelan, tidak ada satupun siswa yang dapat menerangkan. Bahkan memainkan satu instrumen atau tahu salah satu gendhing Jawa-pun tidak. Ironinya ketika salah satu siswa diminta menunjukkan kemampuan bermusiknya dengan bangga dan sangat baik sekali dapat memainkan instrumen gitar yang notabene adalah alat musik barat.
Bukan masalah instrumen apa yang dimainkan atau sekedar berapa kali dalam seminggu mengenakan baju batik. Tetapi begitu menyedihkan ketika bangsa ini tidak mengenal budayanya sendiri. Dampak ini jugalah sebenarnya pemicu perubahan perilaku manusia dan anak muda pada khususnya.
B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGUBAH PERILAKU MANUSIA
Inilah yang akan memperjelas perubahan sikap manusia sehingga menjadi Malin Kundang di era abad 21 ini.
Hal yang akan mengawali pembahasan bab ini, perlu dilihat kejadian-kejadian dewasa ini yang merubah sikap anak muda. Hal tentang perkembangan teknologi dan keinstanan manusia abad ini. Jaman dahulu, komunikasi masih sangat terbatas dan media yang digunakanpun sederhana. Mengingat beberapa puluh tahun yang lalu komunikasi antar manusia dilakukan dengan bantuan tenaga manusia, menggunakan jasa kurir untuk menyampaikan pesan. Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini begitu pesat, komunikasi semakin cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa berkomunikasi. Kecanggihan teknologi yang meliputi TV, media massa, telepon, dan perkembangan yang semakin canggih terkini adalah Handphone dan Internet menjadikan manusia begitu mudah melakukan berbagai hal. Anak muda adalah oknum yang potensial untuk menginginkan hal tersebut. Perkembangan teknologi memicu manusia untuk bersikap lebih instan dan cenderung memikirkan diri sendiri.
Disadari atau tidak era globalisasi telah mengijinkan budaya-budaya barat masuk ke Indonesia tanpa sensor. Dibalik ketatnya lembaga sensor Indonesia melakukan upaya pemotongan adegan dalam film ternyata tidak seutuhnya dapat mengendalikan budaya barat yang masuk ke Indonesia.
Di tahun 1994 Dieter Mack mengutip artikel dari harian KOMPAS yang ditulis oleh Danny Irawan.
“......Ketika dalam iklan pertama muncul adegan ciuman-yang sesungguhnya hanya berupa ciuman kasih sayang yang tidak mengandung unsur birahi-kontan pihak bioskop melakukan swasensor, dengan menutupi proyektor selama adegan itu berlangsung. Namun lucunya, ketika diputar keempat iklan film berikutnya, yang penuh dengan adegan kekerasan-tembakan, tamparan pipi, jerit dan teriakan, darah, gebuk-gebukan – aksi swasensor seakan-akan dilupakan. Alhasil beberapa anak dalam bioskop menjerit ketakutan.
Apakah benar bangsa kita lebih permisif terhadap kekerasan dibandingkan seks, barangkali bisa menjadi topik riset yang menarik” (Danny Irawan Yatim, KOMPAS, 11 November 1993)
Dalam hal ini bukan soal permisif atau tidak permisif tentang penyensoran adegan seks dan tidak disensornya adegan kekerasan, tetapi dapat dilihat bahwa film-film yang masuk di Indonesia sesungguhnya adalah salah satu faktor masuknya budaya barat yang mempengaruhi perilaku anak muda saat ini.
Adegan kekerasan dan segala macam sikap egoisme yang sering dilihat oleh anak muda memicu mereka untuk melakukan hal yang sama dengan yang terjadi pada adegan film tersebut.
Banyak kejadian yang real yang terjadi akhir-akhir ini yang sumbernya seringkali dari apa yang dia lihat sebelumnya. Tidak heran bila banyak sekali Malin Kundang yang melebihi Malin Kundang pada masa dahulu.
Kekerasan dalam adegan film sesungguhnya adalah penggambaran dari apa yang terjadi di bangsa barat.
Rabu, 26 Mei 2010
bahasa
MENERTAWAKAN BAHASA, CARI TAHU DAHULU........!!!
(BANYUMAS BAHASA “NGAPAK” YANG SERING MEMBUAT TERTAWA)
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang mutlak digunakan oleh setiap makhluk di dunia ini, baik bahasa tulis, lesan, isyarat, maupun bahasa melalui alat ucap manusia. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali terdapat bahasa-bahasa asing yang akan membuat manusia bingung, senang, mungkin juga tertawa. Apa yang menyebabkan manusia tertawa?
Banyumasan, atau yang sering dikenal dengan bahasa ngapak-ngapak, adalah salah satu bahasa yang sering membuat orang tertawa, memang terdengar lucu karenasecara tidak langsung logat seperti itu sangat asing di kalangan masyarakat di luar daerah Banyumas atau di luar daerah karisidenan Banyumas. Dalam tulisan ini akan sedikit memberi pandangan tentang bahasa Banyumas yang membuat orang tertawa itu.
Dialek Banyumasan atau sering disebut Bahasa Ngapak Ngapak adalah kelompok bahasa bahasa Jawa yang dipergunakan di wilayah barat Jawa Tengah, Indonesia. Beberapa kosakata dan dialeknya juga dipergunakan di Banten utara serta daerah Cirebon-Indramayu. Logat bahasanya agak berbeda dibanding dialek bahasa Jawa lainnya. Hal ini disebabkan bahasa Banyumasan masih berhubungan erat dengan bahasa Jawa Kuna (Kawi).
Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Banyumasan. Seorang ahli bahasa Belanda, E.M. Uhlenbeck, mengelompokan dialek-dialek yang dipergunakan di wilayah barat dari Jawa Tengah sebagai kelompok (rumpun) bahasa Jawa bagian barat (Banyumasan, Tegalan, Cirebonan dan Banten Utara). Kelompok lainnya adalah bahasa Jawa bagian Tengah (Surakarta, Yogyakarta, Semarang dll) dan kelompok bahasa Jawa bagian Timur. Kelompok bahasa Jawa bagian barat (harap dibedakan dengan Jawa Barat/Bahasa Sunda) inilah yang sering disebut bahasa Banyumasan (ngapak-ngapak).
Secara geografis, wilayah Banten utara dan Cirebon-Indramayu memang berada di luar wilayah berbudaya Banyumasan tetapi menurut budayawan Cirebon TD Sudjana, logat bahasanya memang terdengar sangat mirip dengan bahasa Banyumasan. Hal ini menarik untuk dikaji secara historis. Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Yogyakarta dan Surakarta, dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama yakni akhiran 'a' tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego' (nasi), di wilayah Banyumasan orang makan 'sega'. Selain itu, kata-kata yang berakhiran huruf mati dibaca penuh, misalnya kata enak oleh dialek lain bunyinya ena, sedangkan dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf 'k' yang jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan dikenal dengan bahasa Ngapak atau Ngapak-ngapak.
NGAPAK TAINMENT
Dalam bukunya Banyumas: Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak, Budiono Herusatoto mengatakan bahwa bahasa ngapak adalah istilah bahasa Jawa Banyumasan yang dilangsir oleh para priyayi wetanan yang berbahasa Jawa mbandhek. Penggunaan bahasa dialek ini meliputi wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Brebes, Pemalang, bagian barat Kebumen, dan bagian timur dan pesisir Cirebon (Indramayu). Berbeda dengan penggunaan bahasa Banyumas di masyarakat terutama di keluarga-keluarga muda, penggunaan bahasa Banyumas di dunia intertainment akhir-akhir lebih banyak terdengar di telinga kita.
Penggunaan bahasa ngapak telah merambah ke berbagai macam segi industri hiburan yang lebih kreatif seperti musik, siaran radio, teater dan film. Selain itu juga merambah ke dunia fashion dan seluler.
Di industri musik misalnya, muncul nama Sopsan dan Bije Patik sebagai group musik yang mengusung lokalitas bahasa Banyumasan dengan memadukan genre musik yang bermacam seperti melayu, arabian, oriental, latin, dangdut, reggae, hingga rock n roll. Di industri film, bahasa Banyumas tidak dapat dianggap sebelah mata dengan ikut sertanya film dokumenter ”Metu Getih” dalam European Film Festival 2007 dan PPIA Converence: The Voice of the Future Leader Victoria University 2008.
Lalu di dunia teater, sering dipertunjukkannya pementasan teater yang mengangkat warna lokal Banyumasan seperti oleh kelompok teater Teksas, Tubuh, dan Janur. Sedang di munculnya kaos oblong “Bawor” dan “Dablongan” di dunia fashion mengidentikan jati diri Banyumas seperti Yogyakarta dengan Dagadu-nya atau Bali dengan Joger-nya. Di dunia seluler pun bahasa ngapak mulai digunakan dalam pengoperasian handphone seperti ”busek” menggantikan ”delete”. Dan yang paling fenomenal adalah munculnya acara siara radio bertajuk “Curahan Hati dan Humor” (Curanmor) di sebuah radio swasta di Cilacap. Acara tersebut telah menjadi menu wajib yang harus didengarkan oleh telinga masyarakat Cilacap dan sekitarnya. Bahkan rekaman acara tersebut sudah menjelajah ke berbagai kota hingga luar negeri dengan cara diunduh lewat internet.
Bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Ngapak, bahasa ini akan terdengar lebih cepat dan agak mbingungi untuk didengarkan serta terkesan lucu. Memang. Tapi ada rasa puas tersendiri ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Banyumasan ini baik disadari atau tidak. Mungkin karena saya bukan aseli Banyumas, tapi sudah 21 tahun menggunakan bahasa ini, saya jadi punya perbandingan dan bisa melihat dari luar. Ketika pertama kali mendengarkan orang berbicara dengan bahasa ini pada umur 10 tahun, saya hampir tidak bisa mengikuti artinya dan sedikit sedikit bertanya artinya. Sekarang, dialek ini selalu menempel di lidah saya. Pada awalnya ibu saya sempat melarang menggunakan bahasa ini karena terkesan ndesani apalagi kalo berbicara pake kata ‘nyong-nyong’ yang kalo dilihat atau didengar oleh orang Jawa Tengah bagian Timur dibilang wong ndeso. Saya jadi mengerti kenapa Ibu saya ngendiko seperti itu setelah berbincang dengan tokoh budaya Banyumas Ahmad Tohari beberapa bulan yang lalu.
Saya sedikit lupa detailnya tapi intinya beliau menceritakan ke saya bahwa pada jaman kerajaan dulu, daerah banyumas termasuk daerah Mancanegara dan daerah Wetan termasuk daerah kerajaan. Mancanegara maksudnya adalah daerah luar kerajaan atau daerah rakyat biasa, atau disebut daerah kampong. Oleh karena itu bahasa Mancanegara ini agak sedikit beda dan terkesan kasar.
Bukan berarti saya menilai bahasa ini bahasa yang tidak disarankan untuk dipakai, tapi malah justru sebaliknya. Saya cinta sekali dengan bahasa ini. Mungkin kalau orang tidak tahu latar belakang saya mereka mengira saya berasal dari desa sekali yang jauh dari terminal bis atau mall karena bahasa yang saya pakai kental sekali bahkan kadang bikin orang tertawa. Kepuasan yang saya sebutkan lebih awal ketika berbicara Ngapak adalah perasaan lepas (los) dan ngomong apapun sepertinya enak. Ada teman saya yang sudah sekitar 10 tahun lebih tidak ketemu dan barusan ketemu di facebook malah bilang :”Nyong nek ora ngapak cangkeme pegel Wan.”
Dengan demikian bahasa memang sering membuat tertawa jika kita tidak tahu arti yang sebenarnya. Jangan sampai tertawa bahkan menertawai jika belum mengerti makana dari bahasa itu. Menertawai dalam artian menganggap bahasa tersebut tidak lebih berharga dari bahasa lain. (dari Google, dengan sedikit penyuntingan. 27 Mei 2010)
(BANYUMAS BAHASA “NGAPAK” YANG SERING MEMBUAT TERTAWA)
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang mutlak digunakan oleh setiap makhluk di dunia ini, baik bahasa tulis, lesan, isyarat, maupun bahasa melalui alat ucap manusia. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali terdapat bahasa-bahasa asing yang akan membuat manusia bingung, senang, mungkin juga tertawa. Apa yang menyebabkan manusia tertawa?
Banyumasan, atau yang sering dikenal dengan bahasa ngapak-ngapak, adalah salah satu bahasa yang sering membuat orang tertawa, memang terdengar lucu karenasecara tidak langsung logat seperti itu sangat asing di kalangan masyarakat di luar daerah Banyumas atau di luar daerah karisidenan Banyumas. Dalam tulisan ini akan sedikit memberi pandangan tentang bahasa Banyumas yang membuat orang tertawa itu.
Dialek Banyumasan atau sering disebut Bahasa Ngapak Ngapak adalah kelompok bahasa bahasa Jawa yang dipergunakan di wilayah barat Jawa Tengah, Indonesia. Beberapa kosakata dan dialeknya juga dipergunakan di Banten utara serta daerah Cirebon-Indramayu. Logat bahasanya agak berbeda dibanding dialek bahasa Jawa lainnya. Hal ini disebabkan bahasa Banyumasan masih berhubungan erat dengan bahasa Jawa Kuna (Kawi).
Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Banyumasan. Seorang ahli bahasa Belanda, E.M. Uhlenbeck, mengelompokan dialek-dialek yang dipergunakan di wilayah barat dari Jawa Tengah sebagai kelompok (rumpun) bahasa Jawa bagian barat (Banyumasan, Tegalan, Cirebonan dan Banten Utara). Kelompok lainnya adalah bahasa Jawa bagian Tengah (Surakarta, Yogyakarta, Semarang dll) dan kelompok bahasa Jawa bagian Timur. Kelompok bahasa Jawa bagian barat (harap dibedakan dengan Jawa Barat/Bahasa Sunda) inilah yang sering disebut bahasa Banyumasan (ngapak-ngapak).
Secara geografis, wilayah Banten utara dan Cirebon-Indramayu memang berada di luar wilayah berbudaya Banyumasan tetapi menurut budayawan Cirebon TD Sudjana, logat bahasanya memang terdengar sangat mirip dengan bahasa Banyumasan. Hal ini menarik untuk dikaji secara historis. Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Yogyakarta dan Surakarta, dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama yakni akhiran 'a' tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego' (nasi), di wilayah Banyumasan orang makan 'sega'. Selain itu, kata-kata yang berakhiran huruf mati dibaca penuh, misalnya kata enak oleh dialek lain bunyinya ena, sedangkan dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf 'k' yang jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan dikenal dengan bahasa Ngapak atau Ngapak-ngapak.
NGAPAK TAINMENT
Dalam bukunya Banyumas: Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak, Budiono Herusatoto mengatakan bahwa bahasa ngapak adalah istilah bahasa Jawa Banyumasan yang dilangsir oleh para priyayi wetanan yang berbahasa Jawa mbandhek. Penggunaan bahasa dialek ini meliputi wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Brebes, Pemalang, bagian barat Kebumen, dan bagian timur dan pesisir Cirebon (Indramayu). Berbeda dengan penggunaan bahasa Banyumas di masyarakat terutama di keluarga-keluarga muda, penggunaan bahasa Banyumas di dunia intertainment akhir-akhir lebih banyak terdengar di telinga kita.
Penggunaan bahasa ngapak telah merambah ke berbagai macam segi industri hiburan yang lebih kreatif seperti musik, siaran radio, teater dan film. Selain itu juga merambah ke dunia fashion dan seluler.
Di industri musik misalnya, muncul nama Sopsan dan Bije Patik sebagai group musik yang mengusung lokalitas bahasa Banyumasan dengan memadukan genre musik yang bermacam seperti melayu, arabian, oriental, latin, dangdut, reggae, hingga rock n roll. Di industri film, bahasa Banyumas tidak dapat dianggap sebelah mata dengan ikut sertanya film dokumenter ”Metu Getih” dalam European Film Festival 2007 dan PPIA Converence: The Voice of the Future Leader Victoria University 2008.
Lalu di dunia teater, sering dipertunjukkannya pementasan teater yang mengangkat warna lokal Banyumasan seperti oleh kelompok teater Teksas, Tubuh, dan Janur. Sedang di munculnya kaos oblong “Bawor” dan “Dablongan” di dunia fashion mengidentikan jati diri Banyumas seperti Yogyakarta dengan Dagadu-nya atau Bali dengan Joger-nya. Di dunia seluler pun bahasa ngapak mulai digunakan dalam pengoperasian handphone seperti ”busek” menggantikan ”delete”. Dan yang paling fenomenal adalah munculnya acara siara radio bertajuk “Curahan Hati dan Humor” (Curanmor) di sebuah radio swasta di Cilacap. Acara tersebut telah menjadi menu wajib yang harus didengarkan oleh telinga masyarakat Cilacap dan sekitarnya. Bahkan rekaman acara tersebut sudah menjelajah ke berbagai kota hingga luar negeri dengan cara diunduh lewat internet.
Bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Ngapak, bahasa ini akan terdengar lebih cepat dan agak mbingungi untuk didengarkan serta terkesan lucu. Memang. Tapi ada rasa puas tersendiri ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Banyumasan ini baik disadari atau tidak. Mungkin karena saya bukan aseli Banyumas, tapi sudah 21 tahun menggunakan bahasa ini, saya jadi punya perbandingan dan bisa melihat dari luar. Ketika pertama kali mendengarkan orang berbicara dengan bahasa ini pada umur 10 tahun, saya hampir tidak bisa mengikuti artinya dan sedikit sedikit bertanya artinya. Sekarang, dialek ini selalu menempel di lidah saya. Pada awalnya ibu saya sempat melarang menggunakan bahasa ini karena terkesan ndesani apalagi kalo berbicara pake kata ‘nyong-nyong’ yang kalo dilihat atau didengar oleh orang Jawa Tengah bagian Timur dibilang wong ndeso. Saya jadi mengerti kenapa Ibu saya ngendiko seperti itu setelah berbincang dengan tokoh budaya Banyumas Ahmad Tohari beberapa bulan yang lalu.
Saya sedikit lupa detailnya tapi intinya beliau menceritakan ke saya bahwa pada jaman kerajaan dulu, daerah banyumas termasuk daerah Mancanegara dan daerah Wetan termasuk daerah kerajaan. Mancanegara maksudnya adalah daerah luar kerajaan atau daerah rakyat biasa, atau disebut daerah kampong. Oleh karena itu bahasa Mancanegara ini agak sedikit beda dan terkesan kasar.
Bukan berarti saya menilai bahasa ini bahasa yang tidak disarankan untuk dipakai, tapi malah justru sebaliknya. Saya cinta sekali dengan bahasa ini. Mungkin kalau orang tidak tahu latar belakang saya mereka mengira saya berasal dari desa sekali yang jauh dari terminal bis atau mall karena bahasa yang saya pakai kental sekali bahkan kadang bikin orang tertawa. Kepuasan yang saya sebutkan lebih awal ketika berbicara Ngapak adalah perasaan lepas (los) dan ngomong apapun sepertinya enak. Ada teman saya yang sudah sekitar 10 tahun lebih tidak ketemu dan barusan ketemu di facebook malah bilang :”Nyong nek ora ngapak cangkeme pegel Wan.”
Dengan demikian bahasa memang sering membuat tertawa jika kita tidak tahu arti yang sebenarnya. Jangan sampai tertawa bahkan menertawai jika belum mengerti makana dari bahasa itu. Menertawai dalam artian menganggap bahasa tersebut tidak lebih berharga dari bahasa lain. (dari Google, dengan sedikit penyuntingan. 27 Mei 2010)
Senin, 24 Mei 2010
HIP HOP DAN PERKEMBANGANNYA
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Musik merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan keberadaannya, musik begitu erat dalam kehidupan. Setiap detik dari manusia pasti memiliki unsur dari musik itu sendiri. Secara langsung atau tidak, musik menjadi sesuatu yang dapat menggambarkan perasaan seseorang ketika patah hati, putus asa, berbahagia, dan dalam perayaan. Dalam kesempatan yang lain pula dapat dilihat musik merupakan sebagai identitas dari seseorang, kelompok, ataupun bangsa.Musik menandakan suatu ciri dari sebuah kelompok, baik dalam skala besar ataupun kecil. Tanda dalam suatu kelompok merupakan hal yang sangat penting. C.S Pierce meyebut tanda “Sebagai suatu pegangan seseorang akibat keterkaitan dengan tanggapan atau kapasitasnya.” (1958, 2:228). Tanda-tanda adalah sesuatu yang berdiri pada sesuatu yang lain atau menambahkan dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai segala apapun yang dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal lainnya. (Berger, Artur Asa, 200:1). Di dalam musik hip hop diantaranya memiliki suatu ciri yang menandakan suatu suku bangsa. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa yang masing-masing memiliki cirri.Di dalam kehidupan sehari-hari perkembangan musik di tanah air semakin pesat dan beragam, bukan hanya musik yang dikatakan asli Indonesia saja yang begitu popular di kalangan masyarakat muda. Musik-musik import seperti Rock, Jazz, dan musik-musik yang ber-genre asing semakin sering terdengar. Masyarakat awam pasti belum begitu paham jika harus mengartikan musik itu sendiri. Seperti halnya musik hip hop, masyarakat awam begitu bingung ketika harus membedakan hip hop atau Rap, keduanya memang hampir seperti kembar identik yang susah dibedakan. Namun jika ditelisik kembali ternyata hip hop itu adalah dua jenis yang dapat dibedakan. Dalam tulisan ini akan sedikit mengulas tentang hip hop dan perkembangannya di dunia.
B. HIP HOP PADA AWALNYA
Hip Hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika di mana masyarakat Afro-Amerika ini adalah masyarakat kulit hitam yang tinggal di sana, hip hop berawal dari candaan mereka saat waktu senggang mereka, karena kaum budak ini tidak boleh beraktivitas musik atau bermain musik dan bernyanyi maka kaum Afro-Amerika ini mengekspresikan diri. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya. Seolah menunjukkan keberadaan mereka kaum hip hop kulit hitam ini seringkali memakai aksesoris perhiasan yang berlebihan yang sering disebut blink-blink, dengan begitu mereka menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang memiliki derajat yang sama dan bukan budak yang tak berharga. Yang menarik lagi musikalitas mereka sebagai kaum budak cukup baik. Terlihat dalam suara-suara yang dihasilkan melalui beatbox. Beatbox merupakan salah satu bentuk seni yang mengfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum, instrumen musik, maupun tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, khususnya suara turntable, melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox atau lebih dikenal dengan beatboxer, mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian dengan handal. Beatbox selalu dikaitkan dengan vokal perkusi maupun dengan multivokalisme. Meskipun pada dasarnya sama, namun secara umum perbedaan Beatbox terletak pada keterkaitannya dengan budaya dan musik Hip Hop. Meski demikian pada prakteknya beatbox juga diterapkan untuk genre musik lainya seperti Rock, Pop, R&B, dan sebagainya.Pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. "Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagian dari budaya Hip Hop. Sehingga musik hip hop sering diidentikkan dengan beberapa unsur seperti di atas yaitu Mcing, breakdance, Disk Jockey, dan pada masa sekarang dengan olah raga Basket juga.Dalam perkembangannya hip hop begitu lekat dengan kehidupan anak muda yang dianggap menggambarkan kebebasan kaum muda. Sehingga pada masa sekarang ini begitu banyak kelompok-kelompok anak muda yang berdandan ala hip hop. Fusion (perpaduan, penyatuan, campuran) dari musik hip hop ini juga semakin beragam. Hip hop yang konon memiliki paham bersebelahan dengan musik genre barat saat ini malah menjadi satu dan membentuk musik genre(aliran, gaya, macam) baru.
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HIP HOP
1520 Sedwick Avenue adalah sebuah kawasan di New York yang diklaim sebagai tempat awal lahirnya komunitas Hip Hop. “Disinilah kami berasal”, cetus Clive Campbell, salah seorang yang merelakan lantai satu di rumahnya dijadikan sebuah markas untuk berkumpul. “Kebudayaan Hip Hop berawal dan lahir disini, yang nantinya akan tersebar di seluruh dunia, di sinilah kami barasal karena memang kami tidak memiliki tempat lain untuk bertemu, bukan di tempat lain” sahutnya. Selain nama tersebut, terdapat pula nama DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada saat itu di sebuah party pada tahun 1973. Pada awal penampilannya, DJ Kool Herc membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy Castor, dan Babe Rooth. Kool Herc pula lah yang akhirnya menciptakan scratch dan bunyi-bunyian aneh yang menimbulkan sebuah sensasi yang luar biasa pada saat itu.Hip Hop terasa kurang lengkap tanpa MC. Celah inilah yang dilihat oleh Melle Mel, MC pertama pada dunia Hip Hop. Pada awalnya Melle Mel merasa bingung apa yang akan diucapkannya pada penampilan pertamanya tersebut, namun karena dirinya telah dipenuhi kebosanan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang mengekang, akhirnya Melle Mel mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik-liriknya. Mulai saat itulah musik Hip Hop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan tegas. Itulah Hip Hop.Hip Hop sebagai kebudayaan diperjelas lagi pada tahun 1983 oleh Black Spades yang merupakan anggota dari Afrika Bambaataa dan The Soulsonic Force lewat track yang berjudul “Planet Rock”. Lagu ini merupakan sebuah musik Hip Hop yang menarik karena memiliki perpaduan antara rap yang sederhana dan irama musik disko yang diciptakan melalui drum electronic dan synthesizer. Pada tahun 1985 berulah dengan teknologi stereo, Run DMC, LL Cool J, The Fat Boys, Herbie Hancock, Soulsonic Force, Jazzy Jaz, dan Stetsasonic yang mengeluarkan album-album andalannya sehingga menjadi legenda musik Hip Hop hingga saat ini.Hip Hop juga memiliki masa kejayaannya masing-masing. Setiap masa menghasilkan beberapa artis dan hits yang cukup meledak, dan memiliki pengikut yang tidak sedikit. Terbukti pada masa sekarang di berbagai belahan dunia.
Adapun beberapa era hip hop terbagi menjadi beberapa masa, diantaranya :
1. Golden Age HipHop (1986-1992)
Masa keemasan Hip Hop dimulai ketika Run DMC menelurkan album “Raising Hell” pada tahun 1986, dan diakhiri dengan munculnya G-Funk pada tahun 1992. Masa ini lebih didominasi oleh musisi dari East Coast yang bermarkas di New York City. Label Def Jam Records menjadi salah satu label East Coast yang independen saat itu.
2. Modern Era (1992-1998)
Ice T, N.W.A, Mobb Deep dan Tupac Shakur sukses menciptakan gangsta rap dengan irama musik yang masih gelap namun dengan beat-beat yang cukup kencang. Pada awal tahun 1992, gangsta rap mulai menjadi sebuah musik yang sangat mainstream dengan munculnya Dr. Dre dengan The Chronic’s. Album ini muncul dengan gaya baru yang disebut G-Funk, yang di dominasi oleh musik tahun 70’an. G-Funk pula yang akhirnya menjadi sebuah identitas musik West Coast Hip Hop pada saat itu.
3. Jiggy/Bling-Bling Era (1998-Present)
Nama-nama seperti OutKast, No Limit, dan Cash Money Records merupakan bagian dari era ini. Mereka lah yang mempopulerkan jenis musik mereka sehingga timbulah istilah Jiggy atau Bling-Bling Era. Musik pada era ini dinamakan Neo Soul yaitu campuran antara musik Hip Hop dan musik Soul.
4. Subgenre Hip Hop
Hip Hop juga mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, terutama pada jenis musik itu sendiri. Hip Hop pun mulai dikombinasikan dengan musik-musik lain seperti rock, reggae, techno, dan sebagainya.
5. Rapcore
Run DMC sempat berkolaborasi dengan band hard rock Aerosmith pada lagu “Walk This Way”. Kolaborasi ini benar-benar sukses dan duduk di nomor satu rapsong hit di tangga lagu Billboard Hot 100. Selain Run DMC, pada tahun 1987 Beastie Boys juga sukses dengan rap core-nya dengan hits “Licensed to Ill” yang di produseri oleh Def Jam Records. Pada lagu ini Beastie Boys bekerja sama dengan Black Sabbath dan Led Zeppelin, dan dibantu oleh Kerry King, gitaris dari Slayer. De La Soul’s juga merilis lagu rap core “3 Feet High and Rising” pada tahun yang sama. Pada sekitar tahun 2000, Linkin Park merilis album dengan genre Rapcore / Rap Rock dengan nama Hybrid Theory dengan lagu In The End sebagai best song-nya.
6. Electro
Musik yang satu ini memang sedang naik-naiknya di saat ini, dan tidak ada yang tahu bahwa ternyata Electro juga merupakan bagian dari musik Hip Hop. Run DMC menjadi dedengkot pada aliran yang satu ini. “Planet Rock” dari Afrika Bambaataa menjadi target Run DMC untuk disisipi irama Eelctro ini dan ternyata sangat sukses di pasaran. Hits berikutnya ialah “It’s Like That” yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga.
7. Miami Bass
Miami Bass ialah bagian dari Hip Hop yang dipopulerkan oleh 2 Live Crew, JJ Fad, DJ Magic Mike, dan DJ Laz. Musik ini sangat berkarakter irama bass yang kuat, dan lirik yang sedikit menyinggung tentang seks menjadi bagian dari kelompok yang satu ini.
8. Hardcore Hip Hop
Pada tahun 1990’an, musik dari New York dan East Coast menjadi musik yang sangat keras dan gelap, sesuai dengan kehidupan yang terjadi disana. Artis dari tahun 80’an akhir seperti EPMD dan Eric B serta Rakim menjadi salah satu pendiri dari musik dengan irama yang keras ini. Selain dua nama tersebut, Public Enemy beserta pasukannya The Bomb Squad juga tidak mau kalah untuk menyuarakan kreativitas mereka dengan nuansa kriminal di setiap lirik-lirik lagu mereka. Wu-Tang Clan merilis album mereka pada tahun 1993 “Enter the Wu-Tang (36 Chambers)”, dan albumnya merupakan sebuah gebrakan pada tahun tersebut, khususnya di genre musik Hardcore Hip Hop.
D. PERKEMBANGAN HIP HOP DI INDONESIA
Setelah melihat sejarah dan perkembangan musik hip hop dunia, dapat diketahui bahwa hip hop merupakan jenis musik yang memiliki sejarah yang cukup panjang.Di tahun 90’an musik hip hop atau sering dikenal Rap pertama didengar oleh masyarakat Indonesia, sebut saja Iwa Kusuma atau akrab disapa Iwa K ini adalah orang yang disebut-sebut dedengkot pembawa genre musik ini di Indonesia. Iwa pada masa itu memang bisa disebut dedengkot karena keberaniaannya mengumbar musik hip hop ini di tengah gaung musik rock saat itu. Meskipun minor Iwa dan kawan-kawan hip hop terus maju pantang mundur, alhasil pada akhir 90’an beberapa grup yang menikuti jejaknya mulai permunculan di industri musik Indonesia. Neo, adalah salah satu grup yang mengikuti kesuksesan sang pelopor hip hop Indonesia itu, lewat tembang “Borju” grup ini melesat meninggalkan rekan-rekan musisi lain dengan angka penjualan yang jauh di atas musisi lain. Hingga pada awal 2000 kedepan grup-grup ber-genre serupa bermunculan, sangat pesat pertumbuhan musik hip hop di Indonesia, bahkan bukan hanya hip hop yang murni tetapi genre musik hip hop yang di fusion-kan dengan genre yang lain muali hadir di dunia musik Indonesia. Seperti halnya di dunia internasional, di Indonesia juga mengikuti perkembangan seperti yang telah ada, rapcore yang notabene berkembang pada 1987 di dunia internasional juga terjadi di Indonesia, sebut saja Saint Loco, Kobe, dan masih banyak musisi rapcore yang berjalur indie lainnya.Hip hop telah menjadi gaya hidup yang menggambarkan pribadi kaum muda pada saat ini. Seiring dengan perkembangannya, aksesoris hip hop kian laris manis dan menjadikan bisnis cloth dan distro di Indonesia menjamur.
E. KESIMPULAN
Setiap tanda yang berupa budaya/ musik pada hakikatnya bukan hanya milik sekelompok orang yang terlibat langsung, bukan hanya sang pelopor yang dapat memiliki, karena setiap kebudayaan terutama musik akan menjadi ciri dan tanda setiap masyarakat yang merasa memiliki nasib dan perasaan yang sama.Kepopuleran suatu genre dipengaruhi seberapa masyarakat yang merasa sama dengan mereka. Musik pemberontakan yang diciptakan dan perasaan ingin memberontak sesungguhnya bukan hanya milik bangsa Afro-Amerika yang tertindas oleh perbudakan pada masa itu, tetapi setiap orang yang merasa tertindas bisa saja merasa bahwa hip hop adalah hidupnya. Meski dewasa ini hip hop sering diasumsikan sebagai tren dan gaya hidup.
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Musik merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan keberadaannya, musik begitu erat dalam kehidupan. Setiap detik dari manusia pasti memiliki unsur dari musik itu sendiri. Secara langsung atau tidak, musik menjadi sesuatu yang dapat menggambarkan perasaan seseorang ketika patah hati, putus asa, berbahagia, dan dalam perayaan. Dalam kesempatan yang lain pula dapat dilihat musik merupakan sebagai identitas dari seseorang, kelompok, ataupun bangsa.Musik menandakan suatu ciri dari sebuah kelompok, baik dalam skala besar ataupun kecil. Tanda dalam suatu kelompok merupakan hal yang sangat penting. C.S Pierce meyebut tanda “Sebagai suatu pegangan seseorang akibat keterkaitan dengan tanggapan atau kapasitasnya.” (1958, 2:228). Tanda-tanda adalah sesuatu yang berdiri pada sesuatu yang lain atau menambahkan dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai segala apapun yang dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal lainnya. (Berger, Artur Asa, 200:1). Di dalam musik hip hop diantaranya memiliki suatu ciri yang menandakan suatu suku bangsa. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa yang masing-masing memiliki cirri.Di dalam kehidupan sehari-hari perkembangan musik di tanah air semakin pesat dan beragam, bukan hanya musik yang dikatakan asli Indonesia saja yang begitu popular di kalangan masyarakat muda. Musik-musik import seperti Rock, Jazz, dan musik-musik yang ber-genre asing semakin sering terdengar. Masyarakat awam pasti belum begitu paham jika harus mengartikan musik itu sendiri. Seperti halnya musik hip hop, masyarakat awam begitu bingung ketika harus membedakan hip hop atau Rap, keduanya memang hampir seperti kembar identik yang susah dibedakan. Namun jika ditelisik kembali ternyata hip hop itu adalah dua jenis yang dapat dibedakan. Dalam tulisan ini akan sedikit mengulas tentang hip hop dan perkembangannya di dunia.
B. HIP HOP PADA AWALNYA
Hip Hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika di mana masyarakat Afro-Amerika ini adalah masyarakat kulit hitam yang tinggal di sana, hip hop berawal dari candaan mereka saat waktu senggang mereka, karena kaum budak ini tidak boleh beraktivitas musik atau bermain musik dan bernyanyi maka kaum Afro-Amerika ini mengekspresikan diri. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya. Seolah menunjukkan keberadaan mereka kaum hip hop kulit hitam ini seringkali memakai aksesoris perhiasan yang berlebihan yang sering disebut blink-blink, dengan begitu mereka menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang memiliki derajat yang sama dan bukan budak yang tak berharga. Yang menarik lagi musikalitas mereka sebagai kaum budak cukup baik. Terlihat dalam suara-suara yang dihasilkan melalui beatbox. Beatbox merupakan salah satu bentuk seni yang mengfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum, instrumen musik, maupun tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, khususnya suara turntable, melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox atau lebih dikenal dengan beatboxer, mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian dengan handal. Beatbox selalu dikaitkan dengan vokal perkusi maupun dengan multivokalisme. Meskipun pada dasarnya sama, namun secara umum perbedaan Beatbox terletak pada keterkaitannya dengan budaya dan musik Hip Hop. Meski demikian pada prakteknya beatbox juga diterapkan untuk genre musik lainya seperti Rock, Pop, R&B, dan sebagainya.Pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. "Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagian dari budaya Hip Hop. Sehingga musik hip hop sering diidentikkan dengan beberapa unsur seperti di atas yaitu Mcing, breakdance, Disk Jockey, dan pada masa sekarang dengan olah raga Basket juga.Dalam perkembangannya hip hop begitu lekat dengan kehidupan anak muda yang dianggap menggambarkan kebebasan kaum muda. Sehingga pada masa sekarang ini begitu banyak kelompok-kelompok anak muda yang berdandan ala hip hop. Fusion (perpaduan, penyatuan, campuran) dari musik hip hop ini juga semakin beragam. Hip hop yang konon memiliki paham bersebelahan dengan musik genre barat saat ini malah menjadi satu dan membentuk musik genre(aliran, gaya, macam) baru.
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HIP HOP
1520 Sedwick Avenue adalah sebuah kawasan di New York yang diklaim sebagai tempat awal lahirnya komunitas Hip Hop. “Disinilah kami berasal”, cetus Clive Campbell, salah seorang yang merelakan lantai satu di rumahnya dijadikan sebuah markas untuk berkumpul. “Kebudayaan Hip Hop berawal dan lahir disini, yang nantinya akan tersebar di seluruh dunia, di sinilah kami barasal karena memang kami tidak memiliki tempat lain untuk bertemu, bukan di tempat lain” sahutnya. Selain nama tersebut, terdapat pula nama DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada saat itu di sebuah party pada tahun 1973. Pada awal penampilannya, DJ Kool Herc membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy Castor, dan Babe Rooth. Kool Herc pula lah yang akhirnya menciptakan scratch dan bunyi-bunyian aneh yang menimbulkan sebuah sensasi yang luar biasa pada saat itu.Hip Hop terasa kurang lengkap tanpa MC. Celah inilah yang dilihat oleh Melle Mel, MC pertama pada dunia Hip Hop. Pada awalnya Melle Mel merasa bingung apa yang akan diucapkannya pada penampilan pertamanya tersebut, namun karena dirinya telah dipenuhi kebosanan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang mengekang, akhirnya Melle Mel mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik-liriknya. Mulai saat itulah musik Hip Hop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan tegas. Itulah Hip Hop.Hip Hop sebagai kebudayaan diperjelas lagi pada tahun 1983 oleh Black Spades yang merupakan anggota dari Afrika Bambaataa dan The Soulsonic Force lewat track yang berjudul “Planet Rock”. Lagu ini merupakan sebuah musik Hip Hop yang menarik karena memiliki perpaduan antara rap yang sederhana dan irama musik disko yang diciptakan melalui drum electronic dan synthesizer. Pada tahun 1985 berulah dengan teknologi stereo, Run DMC, LL Cool J, The Fat Boys, Herbie Hancock, Soulsonic Force, Jazzy Jaz, dan Stetsasonic yang mengeluarkan album-album andalannya sehingga menjadi legenda musik Hip Hop hingga saat ini.Hip Hop juga memiliki masa kejayaannya masing-masing. Setiap masa menghasilkan beberapa artis dan hits yang cukup meledak, dan memiliki pengikut yang tidak sedikit. Terbukti pada masa sekarang di berbagai belahan dunia.
Adapun beberapa era hip hop terbagi menjadi beberapa masa, diantaranya :
1. Golden Age HipHop (1986-1992)
Masa keemasan Hip Hop dimulai ketika Run DMC menelurkan album “Raising Hell” pada tahun 1986, dan diakhiri dengan munculnya G-Funk pada tahun 1992. Masa ini lebih didominasi oleh musisi dari East Coast yang bermarkas di New York City. Label Def Jam Records menjadi salah satu label East Coast yang independen saat itu.
2. Modern Era (1992-1998)
Ice T, N.W.A, Mobb Deep dan Tupac Shakur sukses menciptakan gangsta rap dengan irama musik yang masih gelap namun dengan beat-beat yang cukup kencang. Pada awal tahun 1992, gangsta rap mulai menjadi sebuah musik yang sangat mainstream dengan munculnya Dr. Dre dengan The Chronic’s. Album ini muncul dengan gaya baru yang disebut G-Funk, yang di dominasi oleh musik tahun 70’an. G-Funk pula yang akhirnya menjadi sebuah identitas musik West Coast Hip Hop pada saat itu.
3. Jiggy/Bling-Bling Era (1998-Present)
Nama-nama seperti OutKast, No Limit, dan Cash Money Records merupakan bagian dari era ini. Mereka lah yang mempopulerkan jenis musik mereka sehingga timbulah istilah Jiggy atau Bling-Bling Era. Musik pada era ini dinamakan Neo Soul yaitu campuran antara musik Hip Hop dan musik Soul.
4. Subgenre Hip Hop
Hip Hop juga mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, terutama pada jenis musik itu sendiri. Hip Hop pun mulai dikombinasikan dengan musik-musik lain seperti rock, reggae, techno, dan sebagainya.
5. Rapcore
Run DMC sempat berkolaborasi dengan band hard rock Aerosmith pada lagu “Walk This Way”. Kolaborasi ini benar-benar sukses dan duduk di nomor satu rapsong hit di tangga lagu Billboard Hot 100. Selain Run DMC, pada tahun 1987 Beastie Boys juga sukses dengan rap core-nya dengan hits “Licensed to Ill” yang di produseri oleh Def Jam Records. Pada lagu ini Beastie Boys bekerja sama dengan Black Sabbath dan Led Zeppelin, dan dibantu oleh Kerry King, gitaris dari Slayer. De La Soul’s juga merilis lagu rap core “3 Feet High and Rising” pada tahun yang sama. Pada sekitar tahun 2000, Linkin Park merilis album dengan genre Rapcore / Rap Rock dengan nama Hybrid Theory dengan lagu In The End sebagai best song-nya.
6. Electro
Musik yang satu ini memang sedang naik-naiknya di saat ini, dan tidak ada yang tahu bahwa ternyata Electro juga merupakan bagian dari musik Hip Hop. Run DMC menjadi dedengkot pada aliran yang satu ini. “Planet Rock” dari Afrika Bambaataa menjadi target Run DMC untuk disisipi irama Eelctro ini dan ternyata sangat sukses di pasaran. Hits berikutnya ialah “It’s Like That” yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga.
7. Miami Bass
Miami Bass ialah bagian dari Hip Hop yang dipopulerkan oleh 2 Live Crew, JJ Fad, DJ Magic Mike, dan DJ Laz. Musik ini sangat berkarakter irama bass yang kuat, dan lirik yang sedikit menyinggung tentang seks menjadi bagian dari kelompok yang satu ini.
8. Hardcore Hip Hop
Pada tahun 1990’an, musik dari New York dan East Coast menjadi musik yang sangat keras dan gelap, sesuai dengan kehidupan yang terjadi disana. Artis dari tahun 80’an akhir seperti EPMD dan Eric B serta Rakim menjadi salah satu pendiri dari musik dengan irama yang keras ini. Selain dua nama tersebut, Public Enemy beserta pasukannya The Bomb Squad juga tidak mau kalah untuk menyuarakan kreativitas mereka dengan nuansa kriminal di setiap lirik-lirik lagu mereka. Wu-Tang Clan merilis album mereka pada tahun 1993 “Enter the Wu-Tang (36 Chambers)”, dan albumnya merupakan sebuah gebrakan pada tahun tersebut, khususnya di genre musik Hardcore Hip Hop.
D. PERKEMBANGAN HIP HOP DI INDONESIA
Setelah melihat sejarah dan perkembangan musik hip hop dunia, dapat diketahui bahwa hip hop merupakan jenis musik yang memiliki sejarah yang cukup panjang.Di tahun 90’an musik hip hop atau sering dikenal Rap pertama didengar oleh masyarakat Indonesia, sebut saja Iwa Kusuma atau akrab disapa Iwa K ini adalah orang yang disebut-sebut dedengkot pembawa genre musik ini di Indonesia. Iwa pada masa itu memang bisa disebut dedengkot karena keberaniaannya mengumbar musik hip hop ini di tengah gaung musik rock saat itu. Meskipun minor Iwa dan kawan-kawan hip hop terus maju pantang mundur, alhasil pada akhir 90’an beberapa grup yang menikuti jejaknya mulai permunculan di industri musik Indonesia. Neo, adalah salah satu grup yang mengikuti kesuksesan sang pelopor hip hop Indonesia itu, lewat tembang “Borju” grup ini melesat meninggalkan rekan-rekan musisi lain dengan angka penjualan yang jauh di atas musisi lain. Hingga pada awal 2000 kedepan grup-grup ber-genre serupa bermunculan, sangat pesat pertumbuhan musik hip hop di Indonesia, bahkan bukan hanya hip hop yang murni tetapi genre musik hip hop yang di fusion-kan dengan genre yang lain muali hadir di dunia musik Indonesia. Seperti halnya di dunia internasional, di Indonesia juga mengikuti perkembangan seperti yang telah ada, rapcore yang notabene berkembang pada 1987 di dunia internasional juga terjadi di Indonesia, sebut saja Saint Loco, Kobe, dan masih banyak musisi rapcore yang berjalur indie lainnya.Hip hop telah menjadi gaya hidup yang menggambarkan pribadi kaum muda pada saat ini. Seiring dengan perkembangannya, aksesoris hip hop kian laris manis dan menjadikan bisnis cloth dan distro di Indonesia menjamur.
E. KESIMPULAN
Setiap tanda yang berupa budaya/ musik pada hakikatnya bukan hanya milik sekelompok orang yang terlibat langsung, bukan hanya sang pelopor yang dapat memiliki, karena setiap kebudayaan terutama musik akan menjadi ciri dan tanda setiap masyarakat yang merasa memiliki nasib dan perasaan yang sama.Kepopuleran suatu genre dipengaruhi seberapa masyarakat yang merasa sama dengan mereka. Musik pemberontakan yang diciptakan dan perasaan ingin memberontak sesungguhnya bukan hanya milik bangsa Afro-Amerika yang tertindas oleh perbudakan pada masa itu, tetapi setiap orang yang merasa tertindas bisa saja merasa bahwa hip hop adalah hidupnya. Meski dewasa ini hip hop sering diasumsikan sebagai tren dan gaya hidup.
Langganan:
Postingan (Atom)